Selasa, 13 Juli 2010

Liburan ke Gunung Bromo

Tulisanku kali ini tidak ada hubungannya dengan jahit-menjahit, tapi tentang acara liburan keluarga. Liburan sekolah akhir Juni 2010 yang lalu kami berempat (aku, suami dan kedua anakku) memilih untuk berlibur ke Gunung Bromo di Jawa Timur lewat darat alias naik mobil dengan menyetir sendiri. Rute yang kami ambil adalah lewat Pantura, sayangnya sepanjang perjalanan banyak jalan yang berlubang.

Selasa pagi 22 Juni 2010, kami meluncur dari BSD Serpong menuju Semarang dan menginap di Puri Garden Semarang, keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke Surabaya dan menginap di Hotel Royal Regal. Di Surabaya kami sempatkan untuk melewati Jembatan Suramadu di waktu malam. Hebat ya, ternyata di Indonesia ada juga jembatan panjang yang menghubungkan dua pulau. Dari arah Surabaya jembatannya terang benderang dengan lampu, tapi menjelang ke arah Madura lampunya tidak ada yang menyala. Hari ke tiga kami berangkat ke Gunung Bromo dan mampir di Sidoarjo untuk melihat lumpur Lapindo. Sukar untuk membayangkan bahwa kawasan seluas itu bisa tertutup lumpur. Kasihan sekali saudara-saudara kita yang tertimpa musibah ini. Mudah-mudahan semua masalah yang berkaitan dengan lumpur lapindo dapat segera teratasi dengan baik.



Dari Sidoarjo perjalanan dilanjutkan ke Gunung Bromo lewat Pasuruan - Probolinggo.

Pemandangan selepas Probolinggo menuju kawasan Gunung Bromo sangat indah. Kami sampai di daerah Gunung Bromo sekitar pukul 3 sore dan check in di hotel Cemara Indah. Hotel ini pemandangannya langsung menghadap Gunung Bromo dan pura yang biasa dipakai untuk ibadah masyarakat hindu suku Tengger. Sewa semalam 375 ribu rupiah + extra bed 50 ribu rupiah, dengan fasilitas air panas, televisi dan sarapan pagi.



Udara malam dan dini hari sangat dingin, sehingga perlu persiapan jaket tebal. Tapi kalau tidak mau repot, pihak hotel juga menyediakan sewa jaket Rp.25.000,-/jaket. Untuk sarung tangan dan topi bisa dibeli dari pengasong di depan hotel dengan harga cukup murah. Harga sarung tangan 5-10 ribu rupiah/pasang, sedangkan harga topi sekitar 15 ribu rupiah. Untuk melihat matahari terbit, kami juga memesan jeep dari pihak hotel. Harga sewa jeep hardtop sudah termasuk supir adalah 350 ribu rupiah untuk rute Gunung Penanjakan dan Gunung Bromo. Sedangkan kalau mau sampai di savanah, bukit teletubies (mirip bukit yang ada di film anak-anak teletubies) dan lautan pasir, tambah lagi 150 ribu rupiah. Karena kami ada 4 orang, maka tidak rugi menyewa jeep untuk menjelajahi kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya yang medannya cukup sulit bagi yang tidak biasa.

Untuk melihat matahari terbit, kami berangkat dengan jeep pukul 4 dini hari menuju puncak Gunung Penanjakan dengan melalui perjalanan yang cukup menegangkan karena hari masih gelap melewati jalan yang sempit dan berkelok-kelok. Di puncak Gunung Penanjakan banyak terdapat warung makanan. Kami menyempatkan untuk mengganjal perut dengan pop mie dan secangkir kopi. Sayang pada pagi itu cuaca lebih banyak berkabut, sehingga matahari terbit tidak terlihat jelas. Tapi yang kurang beruntung bukan hanya kami saja, ternyata banyak pelancong lain baik dari dalam maupun luar negeri yang juga ingin melihat matahari terbit di Gunung Penanjakan.



Kami meninggalkan Gunung Penanjakan pukul 7 pagi menuju Gunung Bromo. Di sekitar kawasan Gunung Bromo banyak terdapat hamparan pasir dan padang rumput.











Dari tempat parkir untuk mencapai puncak Gunung Bromo bisa berjalan kaki atau menyewa kuda. Sewa kuda dari areal parkir ke tangga menuju puncak Gunung Bromo pulang pergi 100 ribu rupiah/kuda, tapi apabila kita jalan sedikit menjauh dari areal parkir, sewa kuda bisa hanya sekitar 60-70 ribu/kuda. Untuk yang jarang berolah raga, aku sarankan untuk menyewa kuda supaya kita tidak terlalu lelah saat mendaki anak tangga menuju puncak Gunung Bromo.











Selesai dari puncak Gunung Bromo, perjalanan dilanjutkan ke savanah, bukit teletubies yang indah dan lautan pasir yang halus (supir jeep kami menyebutnya pasir berbisik).



Kami kembali ke hotel pukul 10 pagi untuk sarapan di hotel. Setelah itu kami berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke Batu-Malang, Blitar dan Yogyakarta.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. BROMO TANJUNG PONDOK TANI (HOMESTAY)
    Dalam rangka Memperkenalkan “Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, Kami buka Pondok Tani (Cottage) Tanjung - Tosari untuk umum
    # hub per sms/tlp: *081385458993-081553258296(Dudick).*-*081249244733-085608326673(Elie)*
    # Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian
    * rute: pasuruan-warungdowo-ranggeh-pasrepan-puspo-tanjung KM 95 pos jaga doreng turun.(Tanjung Pondok Tani) -> (Baledono-Tosari)<-
    =Menuju Bromo melalui pintu gerbang: >Pasuruan-Tosari-Wonokitri<
    HARGA KAMAR :
    @.kamar los + 2 km mandi luar, kapst: 9 s/d 16 orang. Rp.350.000,-/malam.
    @.kamar utama + km mandi dalam + perapian, kapst: 4 s/d 6 orang. Rp.250.000,- /malam.
    @ fasilitas:.Kamar mandi air panas,.dapur,.kulkas,.ruang makan,.teras serba guna (4 x 12 m),. halaman api unggun,. tempat parkir unt 6 mobil,. kebun sayur.

    BalasHapus